[Cerita Kehidupan #5] Kota Hujan

[Cerita Kehidupan #5] Kota Hujan
Share
Perjalananku ke Bogor adalah yang kedua kalinya. Kunjungan pertamaku, di bulan Mei 2013, beberapa hari sebelum wisuda kelulusan di SMA. Meskipun dengan tujuan yang sama yaitu mengikuti perlombaan, perjalanan kali ini begitu penuh pengalaman diluar dugaan. Mulai ceritaku sebelum keberangkatan, selama di Bogor hingga perjalanan setelahnya.
Ini adalah kesempatan pertamaku mewakili universitas untuk mengikuti perlombaan di luar kota. Meskipun masih berstatus mahasiswa baru (belum menjadi mahasiswa resmi), kartu tanda mahasiswa pun saat itu belum kami terima, tak mengurungkan semangat untuk memberikan yang terbaik.
Malang-Jakarta memang terasa lama apalagi menggunakan kereta api ekonomi. Semangat PT KAI untuk memperbaiki alat transportasi ini perlu dihargai. Saat ini, tidak ada ceritanya penumpang tidak memiliki tempat duduk sendiri, gerbong semuanya ber-AC, dan ketepatan waktu kedatangan-keberangkatan pun benar-benar diperhatikan demi kenyaman pengguna.
Sekitar pukul 10.30 hari Jumat, kami sampai di stasiun Jatinegara, Jakarta Timur. Karena posisi sebagai musafir yang menempuh ratusan kilometer, aku memutuskan untuk langsung melanjutkan perjalan ke Bogor menggunakan kereta listrik commuter line.
Selama di dalam kereta listrik, aku melihat pemandangan ibukota yang sebenarnya. Pertumbuhan penduduk yang semakin besar seharusnya diimbangi dengan kebijakan dan aturan tata kelola masyarakat yang semakin baik. Namun, tampaknya semangat orang-orang untuk mencari rezeki di ibukota sangat besar, meskipun mereka datang dengan kemampuan seadanya. Rumah-rumah non-permananen banyak terlihat di pinggiran rel kereta yang sangat membahayakan. Keterbatasan lahan dan kurangnya aturan tata kelola bangunan yang baik membuat mereka membuat tempat tinggal tersebut. Aku juga menemui masjid yang digunakan shalat jumat dimana jamaahnya hingga ke pembatas rel kereta yang hanya berjarak sekitar satu meter, sungguh membahayakan.
Setelah dua jam perjalanan, kami pun sampai di stasiun Bogor yang begitu padat. Sembari menunggu jemputan dari panitia,  kami mengisi perut di KFC dekat stasiun. Rasa syukur dalam diri kucurahkan padaNya yang mengizinkanku kembali mengunjungi bumiNya yang lain ini untuk kedua kalinya.
Selama di Bogor, aku seperti memasuki dimensi waktu kembali ke beberapa bulan yang lalu. Datang lagi ke sebuah penginapan di pinggiran kota Bogor. Hanya saja, kali ini jumlah finalis tidak begitu banyak, apalagi tiga tim berasal dari tuan rumah IPB, membuat suasana di penginapan tidak sepadat dulu.
Hari pertama di Bogor, agenda kami hanya technical meeting untuk presentasi Sabtu, besok pagi. Setelah itu, kami menggunakan untuk beristirahat, agar kondisi fit dari perjalanan yang memakan waktu setengah hari lebih. Aku sekamar dengan mahasiswa UNS, Surakarta, juga masih mahasiswa baru manajemen seingatku. Semangatnya untuk memulai wirausaha sejak di bangku kuliah pun cukup tinggi. Ya, begitulah Allah akan mempertemukan hambaNya dengan yang lain untuk saling belajar dan saling memberikan semangat mencari rezeki dengan tangan sendiri.

0 Response

Post a Comment

Silahkan berkomentar mengenai posting di atas. Terima kasih telah mengunjungi Excellent Education. Semoga Bermanfaat. :)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel