Kemudahan Menjalankan Shalat dari Allah

Kemudahan Menjalankan Shalat dari Allah
Share
Shalat wajib lima waktu merupakan rukun iman kedua setelah syahadat. Agama seorang akan runtuh jika meninggalkan shalat dan akan tegak jika dia menegakkan dan menjalankan shalat penuh dengan ketaatan.

Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai siku, dan sapulah kepala kalian dan (sapulah) kaki kalian sampai kedua mata kaki; dan jika kalian junub, maka mandilah; dan jika kalian sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan, lalu kalian tidak memperoleh air, maka bertayamumlah kalian dengan tanah yang baik. Sapulah muka dan tangan kalian darinya. Allah tidak Bermaksud menyulitkan kalian, tetapi Dia Hendak menyucikan kalian dan menyempurnakan Nikmat-Nya kepada kalian, supaya kalian bersyukur. (QS. Al Maidah : 6)

Ibnu Abbas R.A. menafsirkan ayat tentang Kemudahan Menjalankan Shalat dari Allah tersebut.

1. Perintah dan Tata Cara Berwudhu 
    • Yā ayyuhal ladzīna āmanū idzā qumtum ilash shalāti (wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat), sedang kalian belum berwudu, maka maukah kalian Aku Ajari apa yang mesti kalian lakukan? Lalu Dia Berfirman: 
    • Fagh silū wujūhakum wa aidiyakum ilal marāfiqi wamsahū bi ru-ūsikum (maka basuhlah muka kalian dan tangan kalian sampai siku, dan sapulah kepala kalian) dengan cara yang kalian kehendaki. 
    • Wa arjulikum (dan [sapulah] kaki kalian), yakni di atas sepatu kalian. 
    • Ilal ka‘bain (sampai kedua mata kaki). Jika dibaca wa arjulakum, maka berarti basuhlah kaki kalian.
    Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dari Aus bin Abi Aus, ia mengatakan,”Aku melihat Rasulullah S.A.W berwudhu’ dan mengusap kedua sandalnya, kemudian beliau berdiri untuk melakukan sholat.”(Ahmad (IV/8)
2. Perintah mandi dari Junub
    • Wa ing kuηtum junubaη fath-thahharū (dan jika kalian junub, maka mandilah), yakni hendaklah kalian mandi dengan air.
3. Perintah bertayamum bagi yang sakit dan tidak mendapatkan air 
    • Wa ing kuηtum mardlā (dan jika kalian sakit), seperti cacar atau terluka. Ayat ini diturunkan berhubungan dengan ‘Abdurrahman bin ‘Auf.
    • Au ‘alā safarin au jā-a ahadum mingkum minal ghā-ithi (atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air), yakni kalian buang air besar atau buang air kecil. 
    • Au lāmastum (atau kalian menyentuh), yakni kalian menyetubuhi. 
    • An-nisā-a fa lam tajidū mā-an (perempuan lalu kalian tidak memperoleh air), yakni tidak bisa menemukan air. 
    • Fa tayammamū sha‘īdaη thayyiban (maka bertayamumlah kalian dengan tanah yang baik), yakni maka bertayamumlah dengan debu yang bersih. 
     Allah juga berfirman :
     Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendekati shalat sedangkan kalian dalam keadaan mabuk, sampai kalain mengetahui apa yang kalian katakan; dan jangan pula dalam keadaan junub, kecuali sekedar lewat, sampai kalian mandi; dan jika kalian dalam keadaan sakit, atau safar, atau salah seorang dari kalian datang dari tempat menunaikan hajat, atau kalian “menyentuh” perempuan, kemudian kalian tidak mendapatkan air maka bertayammumlah kalian dengan debu yang suci. Maka usaplah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian, sesungguhnya Allah itu adalah Maha memaafkan lagi Maha mengampuni.
    (QS. An Nisa : 43) 
    • Famsahū bi wujūhikum (lalu sapulah muka kalian) pada tepukan pertama. 
    • Wa aidīkum (dan tangan kalian) pada tepukan kedua. 
    • Minh (darinya), yakni dari debu itu. 
    • Mā yurīdullāhu li yaj‘ala ‘alaikum min harajin (Allah tidak Bermaksud menyulitkan kalian), yakni mempersulit kalian. 
    • Wa lākiy yurīdu li yuthahhirakum (tetapi Dia hendak Menyucikan kalian) dari hadas dan junub dengan tayamun. 
    • Wa li yutimma ni‘matahū ‘alaikum (dan menyempurnakan Nikmat-Nya kepada kalian) dengan adanya tayamum dan memberikan keringanan. 
    • La‘allakum tasykurūn (supaya kalian bersyukur), yakni agar kalian mensyukuri nikmatNya berkenaan dengan syari’at-Nya, yang penuh dengan kelapangan, belas kasih, rahmat dan kemudahan.
Mari jalankan shalat lima waktu berjamaah di masjid (khususnya untuk laki-laki) karena hal ini lebih utama daripada shalat sendiri.

Rasulullah saw bersabda,

 ”Shalat berjama’ah itu lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar)
syukron. :)

0 Response

Post a Comment

Silahkan berkomentar mengenai posting di atas. Terima kasih telah mengunjungi Excellent Education. Semoga Bermanfaat. :)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel