Hanya Allah Sebagai Pemutus Perkara
Memutuskan perkara dan hukum di dunia sesuai dengan apa yang telah Allah jelaskan dalam Al Qur’an dan melalui Rasulullah adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar.
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.”(QS Al-Maidah [5]: 49)
Bahkan, Allah sangat tegas menyebutkan bagi manusia(penguasa) yang tidak memutuskan perkara dan hukum berdasarkan wahyuNya sebagai kaum kafir jika penguasa meyakininya, dan zalim atau fasik jika penguasa tersebut tidak meyakininya.
“Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”
(QS Al-Maidah [5] : 44)
“Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.”
(QS Al-Maidah [5]: 45)
“Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.”
(QS Al-Maidah [5]: 47)
Semestinya umat Islam tunduk kepada hukum Allah dalam segenap urusan kehidupan, baik kecil maupun besar, dengan sepenuh hati.
“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”
(QS. An-Nisa [4] : 65)
Tidak ada satu pun sumber keadilan kecuali Kitabullah Al-Qur’an sebagai pemutus perkara yang di antara manusia. Kitab yang telah Allah turunkan melalui malaikat Jibril untuk nabi Muhammad SAW agar disampaikan kepada manusia di bumi. Allah juga telah memelihara keaslian firmanNya hingga saat ini.
“Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur’an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-An’aam [6] : 115)
Mari senantiasa mengikuti petunjuk Allah dan tidak berpastisipasi di dalam sistem selain pikiran dan nafsu manusia. Meskipun menjadi minoritas, itulah orang-orang yang insya’a Allah berada di atas kebenaran dalam memperjuangkan keadilan.
0 Response
Post a Comment
Silahkan berkomentar mengenai posting di atas. Terima kasih telah mengunjungi Excellent Education. Semoga Bermanfaat. :)