10 dari 70 Tips Renungan Meditasi (2)
11. Meditasi Punya Tahapan
Seperti juga jasmani, rohani pun punya tahap-tahap perkembangannya sendiri. Demikian juga dengan meditasi kita. Secara garis besar ia dapat dikelompokkan dalam tahap pemula, tahap antara dan tahap lanjut.
Di kalangan penekun, ada yang harus mengawalinya dari tahap pra-meditasi, sejenis penyeragaman, pengenalan atau masa orientasi. Pra-meditasi, mengarahkan kita pada persiapan fisik dan mental. Yang sudah siap tentu tak perlu lagi. Seperti pada kegiatan lainnya, orientasi senantiasa kita perlukan. Orientasi mengantarkan kita pada pengenalannya secara lebih baik. Disini, kita juga dapat mengukur tingkat kesiapan kita untuk memulainya. Bila ada yang perlu dipersiapkan, maka persiapkanlah dengan baik dulu. Jangan samapai kita tersendat-sendat dalam perjalanan, karena kehabisan bensin, padahal sejak tadi sudah melewati beberapa pompa bensin. Kan sayang…
Berikut adalah pendapat seorang penulis, dosen ilmu filsafat di beberapa universitas Asia dan Eropa, yang juga berguru selama dua puluh lima tahun pada Sakya Tirzin, pemimpin ordo Sakya dari Budhisme Tibet.
The gradual development of the ability to see things ‘as the really are’ through the practice of meditation, has been linkened to the development of special instrument by mean of which we can now see subatomic reality and the like. In the same way, if we do not develop the potential of our minds through the cultivation of right effort, right mindfulness, and right concentration, our understanding of the real state of things will remain at best intellectual knowledge. [Peter Della Santina; The Tree of Elightenment – 1997, p.63.]
Dari sini kita dapat menangkap salah-satu esensi dari upaya melalui jalan meditasi ini. Untuk benar-benar dicatat adalah proses yang bertahap, dalam tahapan tertentu yang jelas dan terarah. Merujuk pada buku-buku, atau kata-kata bijak dan tuntunan dari mereka yang kita percayai, memang memberi pengetahuan yang bermanfaat. Namun pengetahuan tersebut seringkali perlu ditransformasikan lagi secara mandiri. Jangankan buku-buku bisa mengembangkan batin Anda, seorang Guru pun hanyalah membuka gerbang ‘kesadaran’ Anda saja. Tak lebih dari itu. Di dalam spasio-temporal ini, pentahapan pasti ada; tidak “sim salabim…….abrakadabra….jadi!. Tidak; tidak demikian prosesnya.
12. Ia Juga Punya Pola & Ritme
Pola ini tergantung kita sendiri. Artinya walau memang ada pola bakunya, adakalanya tetap disesuaikan dengan pola kita. Bila tidak, bagaimana kita akan menerapkannya bagi diri sendiri? Heterogenitas mendikte pola kita masing-masing. Secara alamiah, kita juga mempunyai ritme-biologis. Para olahragawan, memulai dengan pemanasan dan seterusnya. Jadi tidak langsung khusuk; bila bisa langsung khusus, tentu baik sekali. Namun umumnya tidak demikian.
Ritme, menjadikannya tidak monoton, ia juga menyebabkan tiap fase terasa baru. Menarik memang. Meditasi memang amat menarik bila ditekuni. Kita seakan menjadi hidup kembali; jauh lebih hidup dari sebelumnya; hidup dalam “dunia meditative” yang mengagumkan.
13. Bukan saja Alamiah, Tapi Juga Ilmiah
Sangat alami, duduk santai sambil memperhatikan gerak nafas sendiri, misalnya, amat alami, bukan? Tidak dibuat-buat, diatur atau dikontrol, harus begini atau begitu. Sikap tubuhpun biasa-biasa saja; tak perlu jadi pemain acrobat. Bila kita memang pemain akrobat, tidak apa-apa; just go on….
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan dan menunjukkan ke-ilmiah-annya. Objektifitas merupakan dasar dari dunia keilmuan. Disinilah kita terjamin untuk tidak terperangkap dogmatism. Disini pula kita memberdayakan nalar kita dengan lebih efektif. Secara tak langsung, pengembangan batin yang terjadi dari meditasi, juga akan mengurangi dan mengikis pandangan yang terkondisi oleh takhyul.
14. Ingat ! Meditasi Adalah Olah Batin, Bukan Olah Raga
Kesalahan dalam memandang Meditasi, justru berawal di sini. Memang meditasi berdampak-samping positif terhadap kesehatan secara menyeluruh; akan tetapi, itu bukanlah tujuan pokok dari ber-meditasi.
Olah-batin disebut juga praktek atau latihan spiritual atau sadhana. Akan tetapi, kita bisa terperosok ke dalam upaya peraihan kanuragan, kesaktian atau sejenisnya. Bukan itu arah yang kita tuju dalam bermeditasi. Iming-iming kanuragan ataupun kesaktian memang menggiurkan bagi kebanyakan orang. Sebagai akibatnya, banyak yang mandek hingga disini saja. Berhati-hatilah terhadap yang satu ini!
15. Persiapkan Diri Sebelum Bermeditasi
Yang ini terkait dengan tips 10 sebelumnya. Persiapan senantiasa perlu. Apa yang perlu kita persiapkan ? Diri sendiri; itu pasti. Pemahaman yang baik atas bidang kerja, akan memberi kemudahan-kemudahan dalam mengerjakannya. Kita bisa memperoleh pengertian tentang sesuatu melalui bertanya. Apakah itu bertanya kepada pembimbing, buku-buku, mereka yang lebih berpengalaman dan sebagainya.
Tips ini, juga pantas dipandang sebagai salah satu dari bahan baku untuk fase persiapan ini. Kiranya amat jelas bagi kita tentang pentingnya persiapan ini. Mengenai; tempat, pakaian, waktu dan lamanya, sambil jalan kita pun akan memahami dan menemukan kesesuaiannya dengan diri sendiri. Prinsipnya adalah, ‘yang sesuai dengan kondisi objektif kita, adalah yang terbaik bagi kita”. Oleh karenanya, kenalilah ‘diri’ Anda.
16. Hobi Yang Paling Murah
Betapa tidak, Anda tak perlu menyewa tempat, alat, ongkos, membayar sewa, atau membayar administrasi untuk memperoleh kartu keanggotaan atau sejenisnya. Diri Andalah modal dasar Anda.
Oh ya…..awalnya mungkin Anda perlu menyediakan “waktu khusus” untuk bermeditasi. Ini diperlukan demi pembiasaan dan pendisplinan-diri. Tetapi setelah cukup lanjut, tidak lagi.
Anda akan memahami dengan baik bahwa ia dapat dilakukan setiap saat. Ada yang mengatakan,
“Bila kamu sempat bernafas, maka kamu pasti sempat bermeditasi”.
Sederhana dan sangat murah.
17. Menguntungkan Bagi yang Bernaluri Bisnis
Bagi yang berjiwa bisnis, ini boleh juga digeluti untuk dijadikan komoditas dagangan. Rekan saya ada yang berhasil dalam usaha seperti ini. Bayarannya ? Dollar lagi; menggiurkan bukan ? oleh karenanyalah “bisnis” olah-batin tampak semakin marak belakangan ini.
Nah….demikianlah manusia yang punya naluri bisnis tajam; apapun bisa dijual, ia jual untuk dinikmati hasilnya bagi dirinya sendiri. Dan itu memang masih (dianggap) sah-sah saja di mata publik. Kehausan manusia modern akan spiritualitas, bagi para pebisnis, menghadirkan peluang bisnis yang tidak kalah menggiurkannya dibandingkan bidang bisnis lain.
18. Dijadikan Komoditas Dagangan ?
Masak sekedar membimbing memperhatikan nafas saja diperdagangkan ?
Saya malah agak heran mengamati fenomena itu. Lebih heran lagi, semakin mahal, apalagi bilamana diselenggarakan di hotel-hotel mewah, ia malah semakin laris; kayak kacang goreng. Mungkin karena lebih bergengsi.
Yaaah….begitulah umumnya kita-kita ini. Suka terkagum-kagum hanya pada kemasan luarnya saja. Apalagi bilamana produk itu dipromosikan dengan gencar di media-massa. Dalam dunia bisnis, ini memang dapat dimaklumi sebagai kewajaran. Sesuatu yang mudah, murah, apalagi gratisan, malah dicurigai macam-macam dan diremehkan.
19. Kondisi Meditatif Bukanlah Anugerah
Demikianlah sebetulnya; kita yang mengusahakan anugerah itu. “Sim salabim…..Anda Meditatif!”; itu bukan rumusnya. Meditasi bukan sulap, yang untuk didemonstrasikan guna merebut “pangsa pasar dan meningkatkan nilai jual”. Tak ada Guru manapun yang menganugerahkan itu pada Anda.
Metodenya, latihan awalnya, memang ada yang menginformasikan dan membimbing. Tapi, kondisi meditatif tetap merupakan upaya mandiri Anda. Ini amat penting untuk ditekankan disini. Saya tak ingin Anda dikibuli atau ‘dikadali’ oleh siapapun. Tetapi bila Anda memang mau dan senang dikibuli, silahkan………
20. For The Better State of Mind
Sebagai bentuk seni, seni olah batin, di samping berciri keindahan juga mengkondisikan batin kita pada suasana yang lebih baik, dari sebelumnya. Dalam keadaan tenang, misalnya, kita akan bisa memecahkan berbagai persoalan hidup dengan jauh lebih baik. Status batin-meditatif , juga melahirkan inspirasi-inspirasi serta solusi-solusi jenial bagi berbagai persoalan hidup yang kita hadapi.
Nilai manfaatnya akan benar-benar Anda rasakan bilamana Anda telah demikian terbiasanya dalam status batin-meditatif ini; atau dengan kata lain, Anda telah benar-benar menjadikannya hobi serta sahabat Anda.
0 Response
Post a Comment
Silahkan berkomentar mengenai posting di atas. Terima kasih telah mengunjungi Excellent Education. Semoga Bermanfaat. :)